Jakarta adalah cerminan kota modern Indonesia, namun bagi sebagian orang, makanan tempo dulu-nya tak kekang oleh waktu. Tidak sedikit juga mereka yang datang ke Jakarta justru juga mencari “Kuliner Jakarta Tempo Dulu“. Bahkan banyak orang Jakarta sendiri saja belum tentu tahu atau pernah menikmati kuliner yang terbukti tahan melalui berbagai jaman.
Jika Bixers ingin menikmati kuliner yang berbeda dari biasanya dan ingin mencicipi “tempat nongkrongnya” anak muda jaman dulu, maka list tempat makan ini harus coba dikunjungi.
1. Ragusa Es Italia
foto : mardianiani
Kita buka listnya dengan yang dingin, yaitu toko es krim yang berdiri sejak tahun 1932 di Batavia. Namanya cukup sering didengar, yaitu Ragusa Es Italia. Produk es Italia yang dijual ditoko ini menggunakan bahan dasar susu sapi segar sehingga menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut dan tidak menggunakan bahan pengawet.
Kedai ini berlokasi tidak jauh dari ikon Jakarta, Monas, tepatnya berada di Jalan Veteran I No. 10, Jakarta Pusat. Dari Monas hanya butuh jalan kaki t melewati Jalan Merdeka Utara. Lebih mudah lagi bagi para pengguna Comuter Line cukup beli tiket ke Stasiun Juanda, setelah sampai teruskan berjalan ke arah Jalan Veteran yang letaknya persis di depan stasiun.
Tak hanya es krimnya yang dibuat klasik, suasana kedai es krim Ragusa pun tetap dibuat sama seperti waktu tempat tersebut di bangun. Kursi dan meja rotan serta foto-foto jadul akan menemani kamu menikmati es krim Italia ini. Tidak salah memang jika es krim Ragusa menjadi salah satu tempat sempurna untuk bernostalgia, menikmati suasana kota Jakarta di jaman sebelum kemerdekaan.
Alamat: Jalan Veteran I No.10, Gambir, Kota Jakarta Pusat
2. Kopi Es Tak Kie
foto : my eat and travel story
Didirikan pertama kali oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong pada tahun 1927. Awalnya kedai ini hanyalah sebuah tempat warung kopi yang berada di kawasan petak 9.
Nama Tak Kie sendiri berasal dari kata ‘tak’ yang asrtinya orang yang bijaksana, sederhana, dan apa adanya. Sementara itu, kata ‘kie’ sendiri memiliki arti mudah diingat banyak orang. Nama ini tidak berubah sejak pertama kali didirikan. Kedai Kopi Tak Kei ini juga sudah melewati masa penjajahan Belanda, Jepang, dan masih berdiri sampai saat ini.
foto : travelingyuk
Nuansa ketika memasuki kedai ini akan mengembalikan kita ke film-film kung fu Andy Law atau Jacky Chan. Kursi yang terbuat dari pohon jati masih terawat dan digunakan dalam kedai tersebut. Foto-foto saat kedai masih gerobak juga terpajang di sisi tembok kedai Tak Kei.
Alamat: Gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar Selatan III No.4-6, Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Barat,
3. Warung Tinggi Coffee
foto : coklatkita
Bagi Anda pecinta minuman kopi dan sedang berada di Jakarta, Warung Tinggi Coffee patut dicoba. Saat ini, Warung Tinggi disebut-sebut juga sebagai yang tertua di Jakarta, dan mungkin di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1878 hingga kini menjadi sebuah usaha yang patut diacungi jempol.
Awalnya Warung Tinggi Coffee yang didirikan oleh Liauw Tek Soen juga menjual makanan layaknya warteg dan barang kebutuhan rumah tangga. Kemudian pada tahun 1927, tempat inipun sempat dibangun secara besar-besaran dan difokuskan menjadi sebuah toko.
foto : minumkopi
Awalnya Warung Tinggi hanya memiliki satu jenis kopi bubuk saja yakni kopi luwak, tapi seiring pergantian pemimpin semakin banyak jenis kopi yang dihasilkannya, diantaranya adalah Torabica (sekarang dikenal dengan Rajabika), Arabica Spesial, Arabica Super, Robusta, kopi Jantan dan kopi Betina. Kopi Jantan ini agak unik dan lebih disukai oleh para pria karena rasa yang sangat keras dan efeknya yang meningkatkan vitalitas.
Alamat : Jl. Batujajar No. 35B, Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
4. Gado-gado Bon-Bin
Dari sekian banyak pedagang yang menjajakan menu gado-gado, ada sebuah rumah makan yang menjajakan menu ini sejak tahun 1960. Hingga kini, Gado-gado Bon-Bin masih saja diserbu para penikmat kuliner. Banyak diantara mereka yang datang untuk bernostalgia dengan menu yang sampai saat ini masih terjaga cita rasanya.
Gado-gado ini berbeda dari yang biasanya. Yang membuatnya istimewa adalah penggunaan kacang tanah pada bumbunya. Kacang tanah ini tidak digoreng, melainkan disangrai, dan kemudian dilepas kulitnya yang membuat tekstur bumbu kacangnya lembut. Dalam sehari, produksi saus kacangnya bisa menghabiskan 25 kilo kacang tanah. Sedangkan untuk sayurannya ada taoge, kol, kacang panjang, bayam, mentimun, kentang, tahu, telur, bawang goreng, serta ditambah emping dan kerupuk udang. Sayuran tersebut disiram dengan bumbu kacang yang sudah dimasak. Sebagai teman minumnya, ada es cendol yang juga tak kalah nikmatnya.
Alamat : Jl. Cikini IV No.5, Cikini, Menteng, Jakarta
5. Restoran Trio, Menteng
Siapa yang tak kenal dengan Restoran Trio, rastorat favoritnya pejabat dan artis-artis jaman dulu. Restoran ini merupakan salah satu restoran “tempoe doeloe" yang sudah berdiri sejak 1947 oleh Lam Khai Tjioe yang bermigrasi ke Batavia dari Tiongkok pada tahun 1930. Lam ditawari oleh seorang juragan untuk membuka restoran.
Daerah Gondangdia pada saat itu ramai oleh orang-orang Belanda dan masakan Lam langsung laris manis. Makanan yang ada di Restoran Trio adalah makanan dengan cita rasa Kanton dengan penggunaan saus tiram, minyak wijen, tausi, jahe, tauco, dan bawang yang dominan.
Alamat: Jalan RP. Soeroso No. 29A, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat
Habis menikmati kuliner Jakarta tempo dulu, jangan lupa menginapnya di BI Executive Hotel. Mumpung harga promonya masih luar biasa menariknya.